TANPA TAKUT BERIMAN
“Maafkan aku saudaraku nasrani. Aku tidak bisa mengucapkan selamat
Natal. Karena orang yang mengucapkan selamat Natal maka dia sudah mengakui 3
(tiga). Yang pertama, mengakui bahwa Isa anak Tuhan. Yang kedua, mengakui bahwa
Isa lahir 25 Desember. Yang ketiga, mengakui bahwa Isa mati di palang salib.”
Demikian kutipan awal video
seorang Ustad yang sempat viral di awal Desember 2018 lalu. Video ini menuai
banyak tanggapan dari para netizen. Ada yang mengafirmasi kemudian tidak
mengucapkan selamat Natal kepada orang Kristiani. Namun tak terhitung juga
orang yang lebih cerdas dan beriman untuk tetap mengucapkan selamat damai Natal
bagi sesamanya yang telah merayakan kelahiran Yesus.
Apa tanggapan orang Kristiani
atas video yang berbau menghasut dan tidak mendasar itu? Apa reaksi orang yang
mengimani Kristus atas penjelasan si ustad dengan pendasaran teologis yang
sangat berbeda? Apakah kita marah dan berhenti melanjutkan tontonan tak bermutu
itu? Ataukah analisis dangkal itu mengganggu dan menggoncangkan iman kita akan
Yesus Kristus? Atau lebih ekstrim, kita menafikan Yesus dan meninggalkan iman
kita akan Dia?
Kita tidak usah menjelaskan ke
ustad itu bagaimana kita mengimani Yesus untuk membantah penjelasannya. Kita
tidak perlu berdebat bagaimana Teologi Kristiani menjelaskan Yesus historis dan
Kristus iman. Iman tidak untuk diperdebatkan. Pemahaman kita akan Yesus Kristus
tentu berbeda dengan pemahaman dia akan Nabi Isa.
Sangat penting bagi kita umat
Kristiani untuk memperkuat iman kita akan Yesus. Video itu seharusnya
memunculkan pertanyaan di benak kita,
“lalu mengapa orangtua, teman-teman, saya, dan semua orang Kristiani di
dunia ini masih tetap tetap mengimani Yesus?” Ini pertanyaan esensial bagi
orang Kristiani. Jawaban atas pertanyaan itu akan berguna bagi iman kita
sendiri.
Berikut beberapa alasan biblis
yang gamblang mengapa kita sampai saat ini tetap dan akan selalu mengimani
Yesus. Yoh 14:1-2 “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah,
percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu.” Yoh 14:6 “Kata Yesus kepadanya: "Akulah
jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku.” Jadi, tidak ada orang yang akan sampai kepada Bapa
kalau tidak melalui Yesus Kristus. Yohanes 13:13 “Kamu menyebut Aku Guru dan
Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.” Masih terlalu
banyak dasar biblis dan penjelasan teologis yang menunjukkan bahwa Yesus adalah
Tuhan dan sekaligus Jalan menuju Bapa.
Pengakuan Yesus bukanlah
kebohongan. Semua itu terbukti ketika Ia bangkit dan memenangkan manusia dari
dosa dan maut. Seluruh perjalanan iman umat Kristiani berpuncak pada Paskah
Kristus. Apakah kita masih ragu dan terguncang dengan penjelasan tidak logis
dari ustad itu? “Jika Kristus tidak dibangkitkan,
sia-sialah imanmu, dan kamu masih berada dalam dosa-dosamu”, demikian
kata Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaatnya di Korintus (1 Kor 15: 17).
Semakin banyak argumentasi yang menggoyahkan kita, kita justru semakin kuat dan
kokoh dengan iman kita akan Allah Tritunggal.
Penulis: Domin Mon