BANGGA MENJADI KATOLIK
Jumlah orang Katolik di seluruh
dunia 1.3 miliar jiwa (6
April 2015-mirifica.news).
Jumlah umat Katolik di
Indonesia, menurut Badan
Pusat Statistik (BPS) kira-kira
16.528.513 jiwa atau 2,91% dari 237.641.326 jiwa (BPS, 2010). Secara
numerik, angka itu sangat kecil, bila dibandingkan jumlah pemeluk agama Islam
mencapai 87%. Benar, Indonesia menjadi negara pertama dengan jumlah penduduk
Islam terbesar di dunia (http://en.wikipedia.org/wiki/islam_by_country).
Jumlah orang Katolik di hampir setiap propinsi
di Indonesia sangat kecil. Tidak mudah kita menemukan gereja-gereja Katolik.
Rasa dan kerinduan untuk menemui Yesus dalam Sakramen Mahakudus membuat hati kita bergetar ketika
tiba-tiba melihat sebuah gereja Katolik.
Mungkin kita
menemukan banyak gereja, tapi hati kita memastikan bahwa itu bukan Gereja Katolik. Kita tidak bisa menjelaskan itu secara
ilmiah.
Persoalan sama di mana-mana.
Sangat pelik dan susah membangun tempat ibadah. Izin membangun biara atau rumah
formasi bagi para religius amat sulit. Banyak paroki yang sampai hari ini tidak
memiliki bangunan
permanen untuk beribadah. Proses bertahun-tahun tidak mendapat jawaban yang
memuaskan. Bahkan, badai penolakan dan teror masyarakat sekitar mendahului
proses izin mendirikan bangunan. Tapi, Gereja sesungguhnya adalah pribadi yang percaya pada Kristus itu
sendiri.
Benar, jumlah tidak mesti menjamin mutu. Sedikit dalam jumlah, namun sudah banyak
orang Katolik yang berkiprah memajukan bangsa ini. Sebelum Indonesia memproklamasikan dan sampai
mempertahankan kemerdekaan, sudah banyak tokoh Katolik yang membuat negara ini
menjadi negara yang besar. Tak sedikit pahlawan Katolik yang sudah memberikan
nyawanya untuk keselamatan bangsa ini. Tak terbilang awam dan religius Katolik
yang telah mempertahankan martabat besar bangsa ini. Kita sebutkan beberapa
tokoh katolik yang berdedikasi tinggi untuk Indonesia: Ignatius Joseph Kasimo, Mgr Albertus Soegijapranata, Yosaphat Sudarso,
Ignatius Slamet Riyadi, Agustinus Adi Sucipto, Leonardus
Benyamin Moerdani, Johannes Baptista Sumarlin, Petrus Kanisius Ojong,
Franciscus Xaverius Seda, Wage Rudolf Supratman, Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Robert Walter Monginsidi, Tjilik Riwut, Karel Sadsuitubun, Franciscus Georgius
Josephus Van Lith, SJ, dan masih banyak lagi.
Mereka tidak meninggalkan catatan
mengapa mereka mau melakukan itu. Tidak ada tulisan suci apa dan siapa yang
mendorong mereka. Kebesaran cinta
mereka akan Tuhan yang mendesak mereka untuk harus melakukan tindakan
insipiratif ini. Keluasan cinta Tuhan akan diri mereka yang menggerakkan mereka
untuk membesarkan bangsa ini.
Untuk itu, banggalah menjadi
orang Katolik dan buatlah bangsa ini besar. Ajaran Yesus tidak ada yang salah
kecuali banyak tokoh agama Yahudi yang terancam dengan kebenaran-kebenaran yang dibawa Yesus. Kebenaran
Paskah dan spiritualitas kebangkitan Yesus tetap menjadi inti iman kristiani. Iman akan kebangkitan Kristus itu juga yang membuat kita umat
Katolik tetapi mencintai bangsa ini.
Banggalah menjadi Katolik. Kita dibaptis menjadi Katolik
dan diteguhkan oleh Roh Kudus untuk menaklukkan dunia ini. Kita orang Katolik dilahirkan dan diutus
ke tengah dunia ini untuk mempermalukan kebiasaan-kebiasaan. Kita sebagai orang Katolik dibentuk oleh
cinta Tuhan sendiri untuk mempermalukan pelbagai tipu daya duniawi. Kita orang Katolik ada bukan untuk
membenarkan yang biasa, tetapi hadir untuk membiasakan yang benar. Kita menjadi Katolik, memang
dipilih untuk menyalakan dian di tengah kegelapan dunia dalam mengenal
kebenaran. Kita menjadi
sosok pembeda di tengah kumpulan yang setuju pada kebodohan dan kepicikan. Kita menjadi figur yang
berenang melawan arus ketika begitu banyak kumpulan manusia dibawa arus yang
salah. Jangan pernah merasa kecil, karena dunia yang besar ini menanti karya
besar kita. Be proud to
be a Catholic. **Domin**